Kamis, 09 Juni 2016

SURYA NAMASKARA DALAM KAJIAN SATYAM SIVAM SUNDARAM


SURYA NAMASKARA
DALAM KAJIAN SATYAM SIVAM SUNDARAM




Diajukan untuk memenuhi Tugas Semester II
Mata Kuliah Estetika Hindu




Description: IMG_20150911_210507.jpg




Oleh:



                  KOMANG AGUSTYANA PUTRA          15.1.2.5.2.0816










FAKULTAS DHARMA ACARYA
PROGRAM PASCA SARJA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2016

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Masalah
Kesenian apapun bentuknya, pada dasarnya merupakan hasil kreativitas seniman. Sebagai hasil olah rasa, cipta, dan karsa seniman, kesenian tidak bisa lepas dari ikatan-ikatan nilai luhur budaya, termasuk pula estetika yang hidup dan berkembang di lingkungan masyarakat tempat asal seni yang bersangkutan. Kesenian Bali yang merupakan hasil kreativitas seniman yang berbudaya Bali sangat sarat muatan estetis yang dijiwai oleh nilai-nilai budaya yang diikat oleh agama Hindu.
Salah satunya adalah seni gerak, dan dalam tugas ini akan membahas yoga yang mengkhusus pada Surya Namaskara yang didalam konsep Surya Namaskara terdapat unsur atau aspek estetika. Surya Namaskara adalah teknik penting dalam melakukan yoga. Kelenturan dan penerapannya merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk memperoleh hidup yang sehat, kuat dan merupakan persiapan untuk pembangkitan spiritual dan meningkatkan kesadaran. Tahun- tahun terakhir ini sudah semakin banyak yang telah mulai dari upacara-upacara keagmaan dan memulai Yoga sebagai suatu cara untuk menggali dan meningkatkan kehidupan batin mereka. Tidak kita pungkiri di zaman modern ini kebanyakan gaya hidup kita yang modern yang lebih menonjolkan tekanan mental, kekhawatiran dan tampaknya permasalahan yang tak terpecahkan seperti halnya ada masalah dengan ekonomi, hubungan pribadi dan lain-lain, yang dimana permaslahan-permasalahn tersebut yang dapat menyebabkan seseorang bisa stress atapun yang lainnya yang bisa terjadi.
Dengan melakukan Yoga dapat mencegah stress dan menjadi dasar suatu terapi yang ampuh bagi penyakit fisik maupun mental. Surya Namaskara merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendekatan yoga dan dengan mudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari, Karen hanya membutuhkan waktu kira-kira 5-15 menit latihan untuk mendapatkan hasil dan manfaat yang lebih cepat.
Surya Namaskara adalah suatu latihan yang diwariskan dari para orang bijak pada jaman Veda. Surya berarti Matahari dan Namaskara berarti penghormatan. Dijaman dahulu matahari dipuja sebagai upacara harian, disebut demikian karena matahari adalah lambang dari kesadaran spiritual yang sangat kuat. Surya Namaskara tersusun atas tiga unsur yaitu, ada bentuk, energy , dan irama. Keduabelas sikap tubuh yang menghasilkan matrik fisik yang membentuk latihan itu. Sikap tubuh ini membangkitkan prana sebagai enegri halus, yang mengaktifkan badan fisik. Pelaksanaan yang benar, dengan urutan ritmik atau gerakan mencerminkan irama alam semesta
Berbicara keindahan dengan kosakata lain, yang disebut dengan estetika, tidak terlepas dari komponen yang membentuk kesatuan keindahan tersebut, dalam ajaran agama Hindu telah ada konsep Satyam Sivam Sundaram.

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang dapat ditarik dari pemaparan di atas adalah:
  1. Apa yang dimaksud dengan Suryanamaskara?
  2. Bagaimana gerakan, mantara, dan tujuan dari setiap gerakan pada Suryanamaskara?
  3. Bagaimanakah aspek Satyam Sivam Sundaram dalam pelaksanaan Suryanamaskara?
1.3 Tujuan
            Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui maksud dari Suryanamaskara.
2. Mengetahui bagaimana gerakan, mantara, dan tujuan dari setiap gerakan pada Suryanamaskara.
3. Mengetahui aspek Satyam Sivam Sundaram dalam pelaksanaan Suryanamaskara.


BAB II
PEMBAHASAN


2.1  Pengertian Suryanamaskara
Surya Namaskara adalah suatu lathian dari zaman prasejarah, ketika manusia menyadari adanya kekuatan spiritual dalam dirinya sendiri, yang tercermin pada alam semesta material. Kesadaran ini merupakan dasar daripada Yoga itu sendiri. Surya Namaskara yang berarti ‘Penghormatan kepada Matahari’, dapat dilihat sebagai bentuk pemujaan matahari.
Dalam tradisi Veda pemujaan dan penghormatan matahari adalah salah satu bentuk pemujaan awal dan ungkapan bathin paling alami yang dilakukan oleh manusia. Kebanyakan dari tradisi kuno yang mencangkup beberapa bentuk pemujaan matahari, yang mempersatukan berbagai lambang matahari dan para dewa, tapi tidak satupun dari tradisi ini bertahan, terkecuali dalam budaya veda. Namun upacara pemujaan matahari masih tetap berlangsung di Negara bagian India.

2.2  Gerakan, mantara, dan tujuan dari setiap gerakan pada Suryanamaskara
Surya Namaskara terdiri dari 12 sikap badan masing-masing berhubungan antara satu gerakan dengan gerakan yang lainnya. Satu putaran yang lengkap dari surya namaskara terdiri dari 12 sikap badan ini dilakukan dua kali berturut-turut. Terkait dengan masing-masing dari 12 sikap badan tersebut ada sebuah mantra, dan konsentrasi dari kesadaran tertuju pada salah satu titik cakra yang ada dalam tubuh manusia. Adapun bagian-bagian dari Surya Namaskara antara lian sebagai berikut :

  1. Pranamasana
Berdirilah yang tegak dengan kedua kaki yang rapat atau sedikit renggang. Cakupkan kedua telapak tangan dan letakkan pada dada (namaskara mudra) dan hembuskan nafas dengan kuat. Pertahankan konsentrasi anda pada mudra, tekankan pada kedua belah tangan, Konsentrasi tertuju pada Anahata Cakra atau kelenjar Thymus, kelenjar thymus ini berperan penting sebagai anti bodi yang merupakan pertahanan terhadap bakteri, virus, kangker. Dan thymus juga memiliki fungsi penukaran zat-zat mineral terutama kapur dan fospor.  Pada saat remaja kelenjar ini seharusnya berhenti bekerja, bila demikian anak tersebut akan kurang meiliki rasa tangung jawab, lekas marah dan tidak mengindahkan kebenaran. Jika kelenjar ini masih bekerja pada orang dewasa maka sifat yang muncul adalah sifat kekanak-anakan.
Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Mitraya Namaha” yang artinya penghormatan pada matahari. Manfaat lainnya adalah membentuk suatu keadaan konsentrasi dan ketenangan.

  1. Hasta Uttanasana
Angkat dan regangkan tangan diatas kepala, dengan telapak tangan menghadap ke atas. Lengkungkan punggung dan reganggkan seluruh tubuh. Tarik nafas saat melakukan posisi itu. Regangkan kepala ke belakanag dalam posisi yang senyaman mungkin dan jaga lengkungkan punggung bagian atas. Konsentrasi tertuju pada Visuddhi Cakra atau kelenjar thyroid yang terletak pada tenggorokan, mengendalikan laju pada metabolisme atau kecepatan pencernaan dalam membakar makanan. Panas tubuh, pertumbuhan dan perkembangan juga diatur oleh sekresi dari kelenjar ini. Kondisi kurang aktif kelenjar thyroid menyebabkan lambatnya seluruh proses jasmaniah seperti, kegemukan, lamban, bodoh, merasa demam dan menderita sembelit tekanan darah rendah, serta dapat menyebabkan ganguan mental. Keadaan sebaliknya ditandai dengan percepatan proses dari segala fungsi tubuh. Orang makan banyak tapi berat badan tetap turun bahkan menjadi sangat kurus, gugup, mudah gembira, terlalu sensitif, menderia tekanan darah tinggi. Ganguan yang lebih parah adalah kelainan jiwa seperti, halusinasi, kejang otot, sakit tiba-tiba dan bola mata menonjol.
            Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Ravaye Namaha” yang memiliki arti penghormatan pada semua yang bersinar. Manfaat lainnya adalah meregangkan otot perut, melatih otot-otot lengan-bahu, dan membuka seluruh bilik paru.

  1. Pada Hastasana
Gerakan selanjutnya yaitu, membungkukkan kedepan mulai pinggul. Letakkan tangan pada lantai, masing-masing di samping kaki, dan poisi kepala sedekat mungkin dengan lutut. Kaki harus tetap lurus. Nafas dihembuskan pada saat melakukan posisi ini. Pertahankalah agar bagian punggung tetap lurus., dengan memfokuskan kesadaran anda pad panggul sebagai titik sumbu peregangan punggung, dan otot kaki. Konsentrasi tertuju pada Svadisthana Cakra atau kelenjar Pankreas. Kelenjar pankreas menghasilkan hormon insulin yang bermanfaat sebagai pengatur gula dalam darah. Jika kelenjar ini tidak bisa bekerja dengan baik maka seseorang akan mengalami ganguan kesehatan yaitu kandungan gula dalam darah akan meningkat yang disebut dengan diabetes, emosi yang tidak terkontrol, gangguan kelamian atau lemah sahwat bahkan bisa menyebabkan impotensi bagi laki-laki sedangkan bagi wanita bisa mengalami keputihan bahkan mandul.
Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Suryaya Namaha” yang artinya penghormatan pada yang menyebabkan segala aktivitas. Manfaat lainnya adalah melenyapkan atau mencegah sakit perut atau berbagai penyakit perut. Mengurangi kelebihan lemak pada daerah perut, memperbaiki pencernaan, dan membantu menghilangkan sembelit. Memperbaiki peredaran darah, membuat tulang belakang lemas dan menyelaraskan syaraf-syaraf tulang belakang.

  1. Aswa Sancalanasana
Letakkan kedua tangan pada kedua sisi kaki, tekuk lutut kiri sambil menarik kaki kanan sejauh mungkin ke belakang.jempol kaki dan lutut kaki usahakan menyentuh lantai. Condongkan panggul ke depan, lengkungkan tulang ke belakang dan menengadah. Ujung jari menyentuh lantai dan seimbangkan tubuh anda. Nafas ditarik sementara dada ke depan dan menengadah. Pusatkan kesadaran anda pada dahi diantara dua alis mata. Anda akan merasakan peregangan itu dari paha anda bergerak ke atas tubuh dan menuju pusat alis. Konsentrasi tertuju pada Ajna Cakra, Dengan konsentrasi di Ajna cakara akan meperbaiki kelenjar Pituitari (Ajna Cakra) yaitu tempatnya pada dasar otak dalam apah cakra murdha cakra atau brahman randhra-cakra tempatnya amat tersembunyi oleh alam supaya aman terhadap kekerasan dari luar. Kelenjar pituitari ini merupakan ”diktator” dari segenap sistem kelenjar internal; ia adalah sebagai kepala pengawas kimia badan. Kesehatan pituitari menentukan efisiensi (hasil kegiatan) kelenjar intern semuanya. Pituitari itu menghasilkan tidak kurang dari dua belas hormon yang berlainan. Satu di antaranya adalah pituitari, suatu hormon yang dipakai oleh para dokter untuk menggiatkan kontraksi kandungan pada waktu kelahiran bayi; hormon-hormon lain banyak hubungannya dengan tekanan darah, sex orang laki yang sehat, kewaspadaan mental, penampilan kemudaan, pertulangan yang kuat. Tekanan mental saraf-saraf, fungsi indera pengelihatan, pendengaran, penciuman. mereka yang mempunyai pituitari sehat akan tetap muda  biarpun sudah berumur tujuh puluh, delapan puluh atau sebilan puluh. Pituitari yang kurang mendapatkan makan, atau sakit, akan langsung mengurangi kegiatan dan kegembiraan, serta mengakibatkan perasaan bosan dan kecewa. Seorang yogi yang dapat menyelamatkan pituitarinya terhadap penyakit akan amat maju. Kelenjar ini yang dimuka ada hubungan erat dengan pengeluaran hormon otak yang mendukung pemikiran abstrak. Jadi pituitari inilah yang menganjurkan kecerdasan dan bakat kreatif.
Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Bhanave Namaha” yang mempunyai arti penghormatan pada yang menyinari. Manfaat lainnya memijat organ perut, memperkuat otot kaki.

  1. Parvatasana
Letakkan kaki kiri ke belakang dan berdampingan dengan kaki kanan. Perlahan-lahan angkat pantat ke atas sedikit demi sedikit dan rendahkan posisi kepala dan letakkan diantara kedua lengan, sehingga tubuh membentuk segitiga dengan lantai. Gerakan ini dilakukan saat penghembusan nafas dada. Letakkan tumit pada lantai. Bungkukkan kepala sejauh mungkin, sehingga mata memandang lutut. Fokuskan keasadaran anda pada daerah leher. Konsentrasi tertuju pada Visuddhi Cakra.
Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Khagaya Namaha” yang artinya penghormatan pada yang bergerak melintasi langit. Manfaat lainnya menguatkan syaraf dan otot-otot pada kedua lengan dan kaki. Melenturkan tulang belakang pada arah yang berlawanan menuju sikap sebelumnya dan lebih jauh membantu membuatnya lemas. Menyelaraskan urat syaraf tulang belakang dan memberikan syaraf- syaraf tersebut aliran darah yang segar. melancarkan peredaran darah ke jantung dan otak Kemudian kelenjar thyroid akan diselaraskan.

  1. Astangga Namaskara
Tekuk lutut ke lantai dan kemudian letakkan dada dan dagu ke lantai, pertahankan agar pantat tetap berada diatas. Tangan, dagu, dada, lutut, dan jari menyentuh lantai, dan tulang belakang dilengkungkan. Nafas tetap dalam penghembusan seperti pada posisi 5. Hanya saja pada tahap inilah penarikan dan penghembusan nafas berubah bergantian. Fokuskan kesadaran anda pada pusat tubuh atau pada otot punggung. Konsentrasi tertuju pada Manipura Cakra atau Kelenjar Adrenalin. yaitu kelenjar ini berupa pasangan, yang masing-masing di atas ginjal sebagai topi yang miring. Kelenjar ini berdekatan denga Bhuvah cakra (dekat sistim pembuangan air seni). Hormonya yang terkenal sebagai adrenalin merupakan suatu zat kimia yang amat penting dalam badan. Fungsinya yang utama adalah untuk menggiatkan dan mengkoordinasikan tiap urat saraf, tiap otot, dalam keadaan darurat. Daya tahan dan kekuatan luar biasa yang diperlihatkan pada saat-saat tertentu disebabkan bantuan adrenalin itu yang memungkinkan prestasi luar biasa dalam keadan darurat. Kelejar adrenalin yang sehat merupakan alat kecantikan yang paling baik di dunia, warna dan nilai kulit merupakan suatu tanda mengenai cara bekerjanya adrenal itu. Fungsi adrenal yang normal memberi warna kemerah-merahan dan terang kepada kulit biarpun warnanya gelap, kulit kelihatan segar. Bilamanakulit kelihatan pucat, keriput, gemetar atau kurang percaya diri, sering mengalami kaget, takut yang berlebihan, maka hal itu menunjukan aktivitas adrenal yang kurang. Hal ini sangat mendukung perkembangan secara fisik maupun mental, jika adrenalin atau manipura tidak bekerja secara maksimal seseorang akan memiliki ganguan yaitu keterbelakangan mental. Dengan demikian sudah tentu sikap dan prilakunyapun tidak baik, dan jika kelenjar adrenalin bekerja dengan baik maka sebaliknya seseorang akan penuh percaya diri, memiliki metal yang kuat, penuh dengan semangat dalam menjalani hidup.
Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Pusne Namaha” yang memiliki arti penghormatan pada pemberi kekuatan. Manfaat lainnya adalah untuk menguatkan otot-otot kaki dan lengan, memperkuat dada. Gerakan ini mempengaruhi sistem kerja kelenjar adrenalin atau manipura cakra.

  1. Bhujanggasana
Rendahkan pinggul sementara mendorong dada ke depan dan ke atas dengan bertumpu pada lengan, sampai tulang belakang melengkung dan kepala menghadap ke atas. Kaki dan perut bagian bawah tetap berada di lantai dan lengan menyokong tubuh. Nafas ditarik sementara bergerak kedepan dan ke atas menuju posisi tersebut. Pusatkan kesadaran pada dasar tulang belakang, rasakan ketegangan dari penarikan tubuh ke depan. Konsentrasi tertuju pada Svadisthana Cakra.
Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Hiranya Garbhaya Namaha” yang artinya penghormatan pada sang diri kosmis keemasan. Manfaat lainnya adalah pemijatan secara alami dengan perut ditekan, membantu menekan darah yang berhenti dari orang-organ, perut dan mendorong aliran darah segar. Sikap ini sangat bermanfaat bagi semua penyakit perut, termasuk ketidak mampuan mencerna dan sembelit. Melengkungkan punggung melatih tulang belakang, membuat otot-otot lemas dan memberikan kekuatan kembali pada syaraf-syaraf tulang belakang yang paling penting, dan perlu diingat konsentrasi pada Svadistana cakra atau kelenjar pankreas.
  1. Parvatasana
Pertahankan agar lengan dan kaki lurus. Sementara menggunakan bahu sebagai titik putar, angkat pantat dan turunkan kepala seperti posisi 5. Hembuskan nafas sementara melakukan posisi ini. Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Maricaye Namaha” yang artinya penghormatan pada penguasa fajar.

  1. Asva Sancalanasana
Tarik kaki kiri ke depan, dan meletakanya diantara kedua tangan. Secara perlahan-lahan letakkan lutut kanan ke lantai dan dorong panggul ke depan. Lengkungkan tulang belakang dan lihat pada pelaksanaan kembali posisi 4. Nafas ditarik sementara melakukan poisi ini. Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Adityaya Namaha” yang artinya penghormatan pad putra Aditi.

  1. Pada Hastasana
Letakkan kaki kanan anda disamping kaki kiri dan luruskan; tekuk ke depan dan naikkan pantat saat kepala didekatkan pada lutut. Tangan tetap dilantai disamping kaki. Sama seperti posisi 3. Hembuskan nafas saat melakukan posisi ini. Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Savitre Namaha” yang artinya penghormatan pada ibu yang penuh kebajikan.

  1. Hasta Uttanasana
Angkat bagian atas tubuh, regangkan tangan diatas kepala. Lengkungkan punggung dan lakukan seperti pada posisi 2. Tarik nafas sementara melakukan posisi ini. Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Arkaya Namaha” yang artinya penghormatan untuk yang pantas dipuji.

  1. Pranamasana
Luruskan tubuh setelah melakukan gerakan yang ke 11 dan cakupkan kedua tangan di depan dada, seperti pada posisi 1. Kemudian hembuskan nafas. Doa yang diucapkan pada saat melakukan gerakan ini adalah “Om Bhaskaraya Namaha” yang artinya penghormatan pada yang membawa pada pencerahan.

2.3  Aspek Satyam Sivam Sundaram dalam pelaksanaan Suryanamaskara

Pranamasana
Pranamasana adalah gerakan atau pose pertama dan kedua belas dalam dua belas gerakan Suryanamaskara. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan posisi tangan yang dicakupkan di depan dada yang disebut dengan Anjali mudra. Aspek satyam (kebenaran) dalam gerakan pranamasana ini ada dalam berbagai literature antara lain yaitu dalam Sutra Patanjali, Asanas Pranayama Mudra Bandha pada halaman 134 dan lain-lain.
Aspek sivam (kesucian) dalam gerakan Pranamasana ini adalah terletak dalam mantra yaitu “Om Mitraya Namaha” yang artinya penghormatan pada matahari yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Pranamasana pada gerakan pertama dan Om Bhaskaraya Namaha” yang artinya penghormatan pada yang membawa pada pencerahan yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Pranamasana pada gerakan kedua belas yang dikombinasi dengan Anjali mudra yang mampu memusatkan pikiran. Serta konsentrasi tertuju pada Anahata cakra.
            Sedangkan aspek sundaram (keindahan) dalam gerakan Pranamasana ini terletak pada penempatan posisi tubuh yang tegak dan mantap dengan tangan yang di cakupkan dengan rapat. Mata terpejamkan atau di tutup dengan santai.

Hasta Uttanasana
Hasta Uttanasana adalah gerakan atau pose kedua dan kesebelas dalam dua belas gerakan Suryanamaskara. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan posisi tangan yang dicakupkan dan diarahkan lurus keatas yang berada di atas kepala. Aspek satyam (kebenaran) dalam gerakan Hasta Uttanasana ini ada dalam berbagai literature antara lain yaitu dalam Sutra Patanjali, Asanas Pranayama Mudra Bandha halaman 135 dan lain-lain.
Aspek sivam (kesucian) dalam gerakan Hasta Uttanasana ini adalah terletak dalam mantra yaitu “Om Ravaye Namaha” yang artinya penghormatan pada semua yang bersinar yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Hasta Uttanasana pada gerak kedua dan Om Arkaya Namaha” yang artinya penghormatan untuk yang pantas dipuji yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Hasta Uttanasana pada gerak kesebelas yang dikombinasi dengan tangan yang di cakupkan yang di luruskan kearah atas di atas kepala. Serta konsentrasi terletak pada Visuddhi cakra.
            Sedangkan aspek sundaram (keindahan) dalam gerakan Hasta Uttanasana ini terletak pada lekukan tubuh yang mengharuskan punggung di lengkungkan kebelakang, dada dibusungkan dan rongga dada dibuka penuh. Kepala dijuntaikan dengan pandangan menghadap ke belakang serta pinggul diangkat.

Pada Hastasana
Pada Hastasana adalah gerakan atau pose ketiga dan kesepuluh dalam dua belas gerakan Suryanamaskara. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan posisi tangan yang di letakkan di samping telapak kaki dengan telapak tangan menempel di lantai atau matras. Aspek satyam (kebenaran) dalam gerakan pranamasana ini ada dalam berbagai literature antara lain yaitu dalam Sutra Patanjali, Asanas Pranayama Mudra Bandha pada halaman 136 dan lain-lain.
Aspek sivam (kesucian) dalam gerakan Pada Hastasana ini adalah terletak dalam mantra yaitu “Om Suryaya Namaha” yang artinya penghormatan pada yang menyebabkan segala aktivitas yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Pada Hastasana pada gerakan ketiga dan Om Savitre Namaha” yang artinya penghormatan pada ibu yang penuh kebajikan yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Pada Hastasana pada gerakan kesepuluh yang dikombinasi dengan mengkonsentarsikan pikiran pada Svadhisthana cakra.
            Sedangkan aspek sundaram (keindahan) dalam gerakan Pada Hastasana ini terletak pada penempatan posisi tubuh yang di bungkukkan hingga hidung menyentuh lutut dan posisi tangan menyentuh tanah atau matras sehingga gerakan ini menunjukkan kelenturan atau fleksibel tubuh terutama pada bagian pinggang.

Aswa Sancalanasana
Aswa Sancalanasana adalah gerakan atau pose keempat dan kesembilan dalam dua belas gerakan Suryanamaskara. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan posisi memundurkan satu kaki kebelakang dan melengkungkan punggung serta menjuntaikan kepala kebelakang. Aspek satyam (kebenaran) dalam gerakan pranamasana ini ada dalam berbagai literature antara lain yaitu dalam Sutra Patanjali, Asanas Pranayama Mudra Bandha pada halaman 137 dan lain-lain.
Aspek sivam (kesucian) dalam gerakan Aswa Sancalanasana ini adalah terletak dalam mantra yaitu “Om Bhanave Namaha” yang mempunyai arti penghormatan pada yang menyinari yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Aswa Sancalanasana pada gerakan keempat dan Om Adityaya Namaha” yang artinya penghormatan pad putra Aditi yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Aswa Sancalanasana pada gerakan kesembilan. Serta konsentrasi tertuju pada Ajna cakra.
            Sedangkan aspek sundaram (keindahan) dalam gerakan Aswa Sancalanasana ini terletak pada penempatan posisi tubuh yang memundurkan salah satu kaki kebelakang dan kepala dijuntaikan hingga pandangan melihat kebelakang, gerakan ini mirip bagaikan seekor kuda.

Parvatasana
Parvatasana adalah gerakan atau pose kelima dan kedelapan dalam dua belas gerakan Suryanamaskara. Gerakan ini dilakukan dengan memundurkan kedua kaki sehingga terbentuk seperti segita. Aspek satyam (kebenaran) dalam gerakan pranamasana ini ada dalam berbagai literature antara lain yaitu dalam Sutra Patanjali, Asanas Pranayama Mudra Bandha pada halaman 138 dan lain-lain.
Aspek sivam (kesucian) dalam gerakan Parvatasana ini adalah terletak dalam mantra yaitu “Om Khagaya Namaha” yang artinya penghormatan pada yang bergerak melintasi langit yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Parvatasana pada gerakan kelima dan Om Maricaye Namaha” yang artinya penghormatan pada penguasa fajarpada gerakan kedelapan yang dikonsentrasikan pikiran pada Visuddhi cakra.
            Sedangkan aspek sundaram (keindahan) dalam gerakan Parvatasana ini terletak pada penempatan posisi tubuh yang berbentuk segitiga yang diibaratkan gunung, dan pandangan mata terfokus pada lutut.

Astangga Namaskara
Astangga Namaskara adalah gerakan atau pose keenam dalam dua belas gerakan Suryanamaskara. Gerakan ini dilakukan dengan menurunkan lutut. Aspek satyam (kebenaran) dalam gerakan pranamasana ini ada dalam berbagai literature antara lain yaitu dalam Sutra Patanjali, Asanas Pranayama Mudra Bandha pada halaman 139 dan lain-lain.
Aspek sivam (kesucian) dalam gerakan Parvatasana ini adalah terletak dalam mantra yaitu “Om Khagaya Namaha” yang artinya penghormatan pada yang bergerak melintasi langit yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Parvatasana pada gerakan kelima dan Om Maricaye Namaha” yang artinya penghormatan pada penguasa fajar pada gerakan kedelapan yang dikonsentrasikan pikiran pada Visuddhi cakra.
            Sedangkan aspek sundaram (keindahan) dalam gerakan Parvatasana ini terletak pada penempatan posisi tubuh yang berbentuk segitiga yang diibaratkan gunung, dan pandangan mata terfokus pada lutut.

Bhujanggasana
Bhujanggasana adalah gerakan atau pose ketuju dalam dua belas gerakan Suryanamaskara. Gerakan ini dilakukan dengan menurunkan atau merebahkan seluruh tubuh menyentuh matras dan bagian tubuh atas terangkat dengan dorongan tangan. Aspek satyam (kebenaran) dalam gerakan pranamasana ini ada dalam berbagai literature antara lain yaitu dalam Sutra Patanjali, Asanas Pranayama Mudra Bandha pada halaman 140 dan lain-lain.
Aspek sivam (kesucian) dalam gerakan Bhujanggasana ini adalah terletak dalam mantra yaitu “Om Hiranya Garbhaya Namaha” yang artinya penghormatan pada sang diri kosmis keemasan yang diucapkan pada saat melakukan gerakan atau pose Bhujanggasana yang dikonsentrasikan pikiran pada Svadisthana cakra.
            Sedangkan aspek sundaram (keindahan) dalam gerakan Bhujanggasana ini terletak pada penempatan posisi tubuh yang berbentuk melengkung setengah  yang diibaratkan seperti ular kobra, dan pandangan mata kelangit.

BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan
Surya Namaskara adalah suatu lathian dari zaman prasejarah, ketika manusia menyadari adanya kekuatan spiritual dalam dirinya sendiri, yang tercermin pada alam semesta material. Kesadaran ini merupakan dasar dari pada Yoga itu sendiri. Surya Namaskara yang berarti ‘Penghormatan kepada Matahari’, dapat dilihat sebagai bentuk pemujaan matahari.
Surya Namaskara terdiri dari 12 sikap badan masing-masing berhubungan antara satu gerakan dengan gerakan yang lainnya. Satu putaran yang lengkap dari surya namaskara terdiri dari 12 sikap badan ini dilakukan dua kali berturut-turut. Terkait dengan masing-masing dari 12 sikap badan tersebut ada sebuah mantra, dan konsentrasi dari kesadaran tertuju pada salah satu titik cakra yang ada dalam tubuh manusia.
Tidak diragukan lagi kalau Suryanamaskara ini memiliki ketiga aspek dalam estetika Hindu yaitu aspek Satyam Sivam Sundaram. Bila dilihat dalam konteks Satyam pada kajian Suryanamaskara ini terletak pada banyaknya literature atau buku-buku yang didalamnya terdapat materi gerakan Suryanamaskara. Aspek Sivam dalam kajian SUryanamaskara ini terletak pada kesucian gerakan Suryanamaskara yang dilengkapi dengan mantranya masing-masing. Dan terakhir aspek Sundaram terletak pada keindahan lekak dan lekuk tubuh pada saat memposisikan tubuh mengikuti gerakan-gerakan Suryanamaskara.

3.2  Saran
Saran yang dapat saya kemukakan dalam tugas ini yaitu bagi masyarakat hendaknya dalam mempelajari Suryanamaskara ini harus berpedoman pada sumber-sumber yang tepat dan benar. Serta dalam mempelajarinya tidak mengesampingkan unsur atau aspek estetika Hindu yang ada yaitu Satyam Sivam Sundaram.

           


Daftar Pustaka:
Astrid Amalia. 2015. Tetap Sehat Dengan Yoga. Panda Media: Jakarta.
Pujiastuti Sindhu. 2015. Panduan Lengkap Yoga Untuk Hidup Sehat dan Seimbang. Qanita: Bandung. Panduan Lengkap Yoga Unt
Pujiastuti Sindhu. 2006. Hidup Sehat dan Seimbang Dengan Yoga. Qanita: Bandung.
Setta Widya. 2015. Panduan Dasar Yoga. Kawan Pustaka: Bogor.
Shrii Shrii Ananda murti. 2009. Yoga. Ananda Marga Indonesia: Denpasar.
Svami Satyananda Sarasvati. 2002. Surya Namaskara. Paramita: Surabaya
Svami Satyananda Sarasvati. 2002. Asanas Pranayama Mudra Bandha. Paramita: Surabaya
Vimla Lalvani. 2004. Dasar-Dasar Yoga. Erlangga : Jakarta.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar